Entri Populer

Kamis, 21 Januari 2010


KUDUS, PRESTASI DAN PRESTISE
Ada banyak sekali alasan bagi warga Kudus untuk merasa bangga karena telah terlahir ataupun tinggal di Kudus. Menjadi warga Kudus adalah kebanggaan. Betapa tidak? Kudus adalah kota kecil yang memiliki pesona menakjubkan.
Tak heran jika kita bertemu dengan orang Kudus, hal pertama yang ia ceritakan adalah tentang prestasi dan prestise yang dimiliki oleh kota itu. Kudus adalah Kota Wali. Predikat itu disandang oleh Kudus karena di daerah itu pernah hidup dua tokoh besar penyebar agama Islam Nusantara. Dua orang tersebut tak lain adalah wali yang tergabung dalam Walisongo, yakni Syaikh JaĆ­far Shodiq (Sunan Kudus) dan Syaikh Raden Umar Said (Sunan Muria).
Makam Sunan Kudus dan Sunan Muria hingga sekarang selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai penjuru. Di samping dua orang wali itu, ada lagi para ulama Kudus lainnya yang juga dikenal sebagai wali, semisal Kiai Raden Asnawi dan Kiai Turaichan Adjuri Asy-Sayrofi.
Kiai Raden Asnawi adalah salah seorang pendiri organisasi sosial keagamaan Islam terbesar di Indonesia dan bahkan di dunia, yakni Nahdlatul Ulama (NU). NU memang dilahirkan oleh para ulama besar di Tanah Air pada 1926. Peran Kiai Raden Asnawi dalam mendirikan NU selama ini agak dilupakan, padahal beliau termasuk salah seorang tokoh kunci dalam upaya pendirian hingga penyebaran NU di Indonesia.
Jejak perjalanan hidup Kiai Raden Asnawi menunjukkan bahwa beliau adalah seorang tokoh besar Islam yang mencintai negaranya, Indonesia Raya. Gubahan syair karya Kiai Raden Asnawi yang terkenal hingga sekarang adalah "Shalawat Asnawiyah". Apabila kita mau menyimak syair tersebut, maka akan terlihat betapa Kiai Asnawi sangat mencintai Indonesia. Dalam syair tersebut terdapat doa yang khusus untuk Indonesia.
Adapun Kiai Turaichan Adjuri Asy-Sayrofi dikenal secara luas oleh masyarakat Islam di seluruh dunia sebagai seorang ulama ahli ilmu falak. Tingkat keilmuan Kiai Turaichan di bidang ilmu falak sangat tinggi dan beliau mumpuni; bahkan saat beliau wafat, cukup banyak para ulama Timur Tengah datang ikut melayat.

back

Tidak ada komentar:

Posting Komentar